Dalam
isu-isu kesehatan masyarakat, seringkali kita harus melakukan advokasi
sebagai bagian penting dalam strategi program. Peta pikiran berikut ini
berbicara tentang advokasi. Intinya, advokasi merupakan
proses untuk mempengaruhi pengambil kebijakan. Ia dapat menjadi bagian
dari keseluruhan strategi program, karena untuk mencapai hasil yang kita
inginkan kita memerlukan pendekatan yang lebih luas, dan menyasar
kepada penyebab majemuk. Padahal, beberapa masalah (seperti kehutanan,
kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, kemiskinan, respon bencana, konflik
etik, dll) memiliki entry point yang banyak, termasuk adanya
penyebab-penyebab yang membutuhkan higher level decision making.
Dalam
peta juga dapat kita lihat bahwa salah satu kegunaan advokasi adalah
untuk meningkatkan kehidupan dari sejumlah signifikan manusia. Cobalah
lihat kasus Ponari, dukun cilik “batu celup” yang memiliki ribuan
pasien. Menteri Agama kemudian mengeluarkan pernyataan untuk
menghentikan praktek Ponari. Kasus ini memang menjadi cermin dari adanya
ketidakberesan di dunia keberagamaan, pendidikan, dan pelayanan
kesehatan (mengapa masyarakat memilih bentuk pelayanan yang lain).
Namun, tepatkah yang dilakukan oleh menteri agama? Siapa yang seharusnya
diadvokasi? Tampaknya lebih tepat kalau dilakukan advokasi kepada
menteri kesehatan.
Dalam
peta di bawah, dapat kita lihat juga bahwa selain membangun
kredibilitas kita dimata pengambil kebijakan maupun masyarakat, kita
juga perlu untuk membangun jaringan dan kemitraan dengan berbagai pihak.
Dalam hal ini, seperti yang pernah kami lakukan, kita bisa memanfaatkan
dan bekerja sama dengan teman-teman LSM (yang mungkin lebih berani dan
mampu “bersuara” lebih lantang). Atau dalam sebuah advokasi untuk
regulasi anti rokok, data-data diberikan kepada salah seorang anggota
DPR yang telah bersikap pro dengan gagasan yang diangkat, untuk
selanjutnya ia sendiri yang mempresentasikannya di depan teman-temannya
di DPR.
Lalu,
dalam hubungannya dengan perkembangan teknologi dan informasi, bisakah
advokasi dilakukan secara non tatap muka langsung? Teknologi boleh
berkembang, tapi untuk mencapai hasil lebih untuk sesuatu yang kita
inginkan, saat ini tampaknya kita masih membutuhkan adanya human touch
meskipun sarana informasi dan komunikasi yang lain tetap dibutuhkan
sebagai pendukung. Terkadang, proses advokasi juga didahului dengan
adanya lobby terlebih dahulu. Tak heran, kini bahkan ada orang-orang yang berprofesi khusus sebagai lobbyist. Meskipun kadang istilah lobbying ini bisa berkonotasi negatif selain berkonotasi positif. Oke here is the mind map:
Outline format:
ADVOKASI
A. Apakah itu?
1. Proses mempengaruhi pembuat keputusan kebijakan
2. Alat untuk meyakinkan pembuat kebijakan untuk memenuhi tanggung jawab kemanusiaannya kepada orang lain
B. Kegunaan
1. Meningkatkan kehidupan sejumlah signifikan manusia
2. Mentarget pengambil dan pelaksana kebijakan pada level di atas rumah tangga
3. Berakar pada pengalaman lapangan dan nilai-nilai inti
C. Strategi pelengkap dari upaya:
1. Memperkuat kapasitas untuk self help
2. Menyampaikan bantuan dalam kondisi darurat
3. Membicarakan diskriminasi dalam segala bentuknya
D. Mengapa advokasi?
1. Strategi Program
a) penyebab masalah bisa berasal dari keputusan pada tingkat:
(1) rumah tangga
(2) non rumah tangga
(a) struktur kepemimpinan masyarakat
(b) DPR/DPRD
(c) organisasi internasional
(d) lembaga lain yang memiliki kekuatan
b) Memperluas rentang/Mentarget penyebab majemuk/multiple entry point
(1) hasil lebih sukses
2. Memungkinkan untuk
a) Mempengaruhi pengambil kebijakan
(1) sebagai alat untuk menunjukkan penyebab yang berakar pada kebijakan
b) Berkontribusi lebih efektif mengurangi kematian dan penderitaan
(1) dengan menggunakan intervensi tertentu
c) Menjangkau segmen populasi yang luas dan memperluas jangkauan hasil kita
E. Perencanaan
1. Menganalisis kebijakan
a) Mengidentifikasi sebuah isu kebijakan
b) mengidentifikasi aktor2 dan lembaga2 kunci
c) Menganalisis lingkungan kebijakan
d) Merangkum keputusan2 kebijakan
e) mengidentifikasi pilihan untuk perubahan kebijakan
2. Menyusun strategi
a) Memilih sebuah isu kebijakan
b) Memilih target audience
c) menetapkan tujuan kebijakan
d) Mengidentifikasi "sekutu" dan lawan
3. Finalisasi strategi
a) Memilih peran
b) Mengidentifikasi pesan2 kunci
c) Menetapkan kegiatan2 advokasi
4. Menyusun Rencana
a) Waktu
b) Rencana Anggaran
c) Logframe
d) Rencana monitoring dan evaluasi
F. Landasan
1. Mencari Informasi politis dan kebijakan
a) menganalisis lembaga politis dan kebijakannya
(1) Apa yang kita ketahui tentang kebijakan pada sektor pada bidang kita?
(2) Siapa pembuat keputusan kunci? Dimana mereka bekerja?
b) Memahami lingkungan politis
(1) Apa yang menjadi penghubung dan penghalangnya
(2) Bagaimana pemimpinnya dipilih
(3) Siapa kelompok yang dihormati atau dihargai dalam politik
c) Memahami concern masyarakat
(1) Apa yang menjadi concern kebijakan kunci di masyarakat?
(2) Apakah ada tempat bagi mitra-mitranya (dalam advokasi)?
2. Menilai Risiko
a) Apakah kita mempertimbangkan tema tertentu?
b) Apakah kita akan dilihat sebagai partisan atau melakukan bias?
c) Apakah kita mengikuti tren politik?
d) Bagaimana kita akan mengidentifikasi risiko yang tidak dapat diterima?
e) Bagaimana kita akan menggunakan pengetahuan dari perancangan program yang lain untuk menginformasikan advokasi kita?
3. Membangun hubungan strategis
a) Dengan pengambil kebijakan
(1) Siapa pejabatnya?
(2) Dimana ia mencari nasihat?
b) Dengan organisasi lain
(1) Siapa yang melakukan advokasi dengan efektif?
(2) Siapa yang mungkin untuk menjadi mitra advokasi?
(3) Bagaimana kita bisa membangun hubungan?
4. Membangun kredibilitas sebagai advokator
a) thd pembuat kebijakan
(1) Membangun keahlian
(a) Apakah kita atau mitra bisa berbagi informasi yang berharga?
(b) Apakah kita diakui sebagai sumber informasi yang dipercaya?
b) thd masyarakat
(1) Membangun hubungan dengan masyarakat
(a) Apakah kita/mitra kita dilegitimasi untuk berbicara atas nama masyarakat
(b) Apakah kita merupakan orang yang paling efektif untuk berbicara, diantara orang-orang yang terlibat?
5. Mentautkan advokasi dengan prioritas pemerintah
a) membuat hubungan antara isu kebijakan dengan program organisasi lainnya
(1) Bagaimana kerja kebijakan kita berhubngan dengan program lainnya dan keahlian staf yang ada?
(2) Adakah dukungan internal untuk advokasi?
(3) Apakah ada staff yang bisa mengadvokasi secara efektif?
6. Mempertahankan fokus
a) menyusun daftar singkat prioritas kebijakan
(1) Prioritas manakah yang paling menjanjikan?


Tidak ada komentar:
Posting Komentar